Sabtu, 17 September 2011

Artikel

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) SISWA HARUS REALISTIS
 oleh Maharromiyati, S. Pd

            Akhir-akhir ini banyak guru yang mengeluh akibat pimpinan dibeberapa sekolah meminta guru-guru untuk meningkatkan standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa. Para guru menilai ini suatu yang tidak realistis mengingat daya serap kemampuan anak yang berbeda-beda sehingga cenderung dipaksakan. Ada sekolah yang mematok KKM 80 bahkan 85 padahal ketika ulangan kemampuan anak banyak di bawah standar tersebut. Akibatnya bukan standar kualitas yang akan dicapai melainkan prestis sekolah.

            Ironis bukan, sekolah yang hanya berorientasi pada peningkatan prestis dibanding kualitas sehingga guru merasa tertekan dengan standar tersebut. Ada sebagian guru yang akhirnya acuh dan berkata “ ya asal beri nilai ajalah dikarang lagian tuntutannya seperti itu”.  Jika sudah seperti ini terus mau dibawa kemana nasib anak bangsa ini. Penilaian proses sepertinya hanya slogan semua berorientasi pada hasil instan yang semu.
            Melalui tulisan ini saya berharap para stakeholder yang terlibat dalam dunia pendidikan mau membuka mata ayo lakukan reformasi, kejujuran dan integritas harus kita kedepankan. Para guru mari mendidik dengan sepenuh hati jangan bohongi nuranimu. Untuk para pemegang kebijakan jadilah manusia yang bijak dan jujur. Jangan paksa para guru berikan kebebasan kepada kami untuk berkembang, belajar, dan mendidik maksimal dengan menjunjung kejujuran.
            Apalah arti KKM yang tinggi kalau itu hanya ketuntasan yang semu demi mengejar prestis. Nilai hanya mengantarkan sampai pada tahap wawancara sedangkan pada akhirnya kemampuan dari setiap anak bangsalah yang akan menentukan. Jangan sampai para pemegang kebijakan pendidikan dan para guru berperan menciptakan buruh dan budak di negerinya sendiri. Mari mendidik sepenuh hati bergegas meraih prestasi benar-benar kita wujudkan jangan hanya menjadi slogan belaka.

5 komentar:

  1. ASS, SALAM SEJAHTERA.
    MAAF IBU GURU, SAYA ANWAR, SAYA JUGA SEORANG GURU YANG MENGAJAR DGN MATA PELAJARAN YG SAMA SEPERTI IBU, YAITU SOSIOLOGI. SAYA MENGAJAR D SMA NEGERI 1 SERUI PAPUA
    SAYA SEDIKIT AGAK IRI DGN KINERJA YG IBU KERJAKAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN SELAMA INI, TERUTAMA DALAM HAL IBU MENYAMPAIKAN MATERI LEWAT BLOG INI, MAUPUN SOAL YG SECRA ONLINE, SEBELUMNYA SAYA MENGUCAPKAN TERIMA KASIH KARENA SAYA SDH MENDONLOUD MATERINYA, SY SENDIRI DISINI TDK TERLALU BANYAK TAHU TENTANG INTERNET INI APALAGI BUAT BLOGER SEPERTI YG IBU BUAT INI, KLO BISA SAYA BISA MINTA TOLONGKAH IBU BANTU SAYA, UTK AJARI SAYA BUATKAN BLOG, TRIS SEBELUMNYA, WASS

    BalasHapus
    Balasan
    1. @ Anwar: Boleh dengan senang hati klo nanti bisa saya kirim materinya tentang tata cara membuat blog n soal online. Saya bisa membuat ini karena mengikuti pelatihan. saya bisa minta emailnya? Tetap semangat untuk melakukan perbaikan kualitas anak bangsa,,,smga Allah slu bersama kita,,,,amin. trimaksh

      Hapus
  2. penetapan angka KKM harus realistis dengan kondisi sekolah,,,jangan sampai KKM malah memnbelenggu pendidik dan peserta didik dikarenakan keinginan mencapai pencitraan sekolah yang unggul,,karena pada dasarnya pendidikan adalah proses,,dan angka kognitif hanya sebagian dari proses pendidikan

    BalasHapus
    Balasan
    1. @ Fajar...sangat sangat sepakat..tetapi para atasan itu kebanyakan asal bapak senang. pd senang pencitraan ketimbang kualitas.

      Hapus
  3. mau nanya bu guru, apa KKM itu disesuaikan dengan kualitas sekolah tersebut atau berdasarkan kebijakan sekolah saja, atau cuma buat pencitraan bahwa sekolah ini bergengsi karena punya standar tinggi?? sebelumnya saja (insya allah) calon guru sosiologi. Thx juga sebelumnya.

    BalasHapus